Kamis, 03 Desember 2020

Novel Horor Kisah Nyata

Part 1 Semenjak umur saya masih terbilang kecil belum mengingat apa-apa,tapi orangtuaku bercerita kenapa aku bisa melihat "mereka". Cerita ini dimulai ketika kami sekeluarga tinggal dirumah kontarakan yang tidak jauh dari tempat kerja bapakku, dia mengajar murid-murid SD. Ada seorang penjaga sekolah,maaf yah namanya saya samarkan demi kebaikan keluarga. Sebut saja penjaga sekolah itu insialnya Bpk M dan Bpk S, pada waktu itu terjadi percekcokan antara Bpk M dan Bpk S. Sebab mereka ingin jadi seorang penjaga sekolah. Dari hasil perhitungan suara dari Guru-guru, akhirnya Bpk S terpilih menjadi seorang penjaga sekolah. Bpk M tidak terima dengan hasil perhitungan itu dan dia pergi dari sekolah itu, dia mulai berpikir bagaimana caranya supaya Bpk M bisa diterima kerjanya. Bpk M punya rencana untuk mengganggu dan mengusir Bpk S dari tempat kerjanya, dia mendatangi seorang dukun entah darimana asal usulnya tidak disebutkan. Mengirimkan sebuah benda, benda yg tak terlihat oleh kita. Ditempatkannya dekat dengan rumah kontrakan kami yg baru ditinggali. Setiap hari Bpk S kerja mulai merasakan gangguan ektrim, seperti misalkan mendapatkan memar lalu mimpi buruk berulang-ulang lalu sakit diseluruh tubuhnya tapi ketika diperiksakan kedokter di rontgen hasilnya baik-baik saja. Setelah pulang dari rumah sakit Bpk S mulai kejang-kejang dan istrinya mencari seorang ustad, dibawanya kerumah membacakan doa-doa dan kemudian meninggal. Tidak lama kemudian Bpk M kerja disekolah tersebut dan bendanya itu dia tidak bawa pergi malah dia tetap tinggal ditempat kontrakan kami. Ketika itu saya bermain sendiri didepan rumah, mendapati seekor katak besar, kemudian saya pegang katak itu tiba-tiba dia lompat dan menghilang. Dimalam harinya saya sakit panas selama 7 hari, kata ibuku, mata saya tidak fokus seperti orang sekarat yg mau mati. Kemudian ada tetangga yg bisa melihat keadaan saya karena dia seorang indigo. Diusulkannya saya diberikan bawang merah dan minyak lalu dibacakan doa-doa dan dibalurkan keseluruh tubuh saya. Dia berkata bahwa rumah ini ada penghuni selain kita yg telah dikirimkan tujuannya untuk mengganggu. Dia berbicara dengan penghuninya bahwa dia akan pulang asalkan ada yg mengantar. Setelah tahu dimana rumahnya kemudian Bpkku disuruh menggendongnya, Bpk setuju saja membawanya sambil menggendong 'Dia" sampai kerumahnya yg ditujukan. Pulang darisana saya lihat bpk penuh keringat, katanya berat banget pas gendong "dia".

Novel Horor Kisah Nyata

Part 2 Kemudian keadaan saya mulai membaik dan beraktivitas seperti biasanya. Sekian lama tinggal dirumah kontrakan itu, kami pindah kekampung tinggal dengan nenekku,ibunya ibuku. Bapakku masih mengajar disekolah itu meskipun jarak jauh tidak menghalangi masa depan murid-muridnya. Tidak lama kemudian Bpk M meninggal, sakitnya sama seperti Bpk S, dia mendapati memar dan sakit terus menerus sampai lumpuh kemudian meninggal. Kami sekeluarga pindah lagi kekota yg dekat dengan tempat kerjanya bapak. Disana kami sudah membangun rumah dan sudah terisi barang-barang kami, temboknya masih belum dicat ya waktu itu masih pakai semen dulu. Suatu ketika sore menjelang magrib, pakaiannya dijemur didalam rumah karena rumah kami luas dan tidak menghalangi jalan. Ketika itu saya hendak pergi kedapur melewati jemuran tadi, saya melihat jelas pakaiannya serba putih, rambut panjang, matanya hitam, bibirnya senyum lebar-lebar. Saya langsung lari terbirit-birit kedapur soalnya didapur ada ibuku sedang masak untuk makan malam. Saya bertanya kpd ibuku "bu tadi ada orang pakainnya putih,rambutnya panjang dia menyeringai lebar", "ah ga mungkin itu orang,kamu jangan takut-takutin ibu" kata ibuku. Semenjak itulah saya mulai melihat hal-hal yg aneh, padahal dulu waktu pindah kerumah nenek gak pernah melihat hal yg seperti ini. Mereka tidak percaya apa yang aku lihat. Dan pindah lagi kesini pas dekat dengan sekolah lagi, mereka mulai memperlihatkan diri. Saya semakin takut takut dan takut. "mereka" sering muncul disaat saya sendiri, saya tidak mau berbicara dengan "mereka", kututup telinga rapat-rapat, kututup mataku sampai "mereka" pergi. Kalaupun mereka datang, saya harus kuat menahan mereka yg mendekati, saya cuekin dan gak mau berurusan dengan mereka. Karena kita beda alam sudahlah masing-masing saja.